MOTIVASI DAN
KETERLIBATAN
1. Motivasi
Motivasi adalah proses yang
menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai
tujuannya.
Perilaku yang termotivasi
diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan (pengenalan kebutuhan). Kebutuhan atau motif
diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dan
keadaan yang diinginkan atau disukai. Karena ketidakcocokan ini meningkat,
hasilnya adalah pengaktifan suatu kondisi kegairahan yang diacu sebagai
dorongan (drive). Semakin kuat dorongan tersebut, semakin besar urgensi respons
yang dirasakan.
Sepanjang waktu pola perilaku
tertentu diakui lebih efektif daripada pola yang lain untuk pemenuhan
kebutuhan, dan ini menjadi berfungsi sebagai insentif. Insentif adalah ganjaran
yang diantisipasikan dari jalannya tindakan yang memberi potensi pemenuhan
kebutuhan.
Sebagai contoh, seorang
mahasiswa perguruan tinggi yang sedang belajar untuk ujian akhir mengatakan
kepada teman sekamarnya, “saya haus.” Pertama, ia merasakan ketidaknyamanan
(kebutuhan yang dirasakan) yang dikenali sebagai rasa haus. Ini mengaktifkan
kebutuhan yang meyebabkan dorongan. Sekaleng coca cola (minuman favoritnya)
dari mesin di aula merupakan insentif, dan ia bertindak sesuai dengannya.
Menurut Wells dan Prensky (1996),
motivasi sebagai titik awal dari semua perilaku konsumen, yang merupakan proses
dari seseorang untuk mewujudkan kebutuhannya serta memulai melakukan kegiatan
untuk memperoleh kepuasan. Sedangkan Schiffman dan Kanuk (1994) menyatakan
bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa
mereka untuk melakukan tindakan. Kekuatan dorongan tersebut dihasilkan dari
suatu tekanan yang diakibatkan oleh belum atau tidak terpenuhinya kebutuhan,
keinginan dan permintaan. Kemudian bersama-sama dengan proses kognitif
(berfikir) dan pengetahuan yang sebelumnya didapat, maka dorongan akan
menimbulkan perilaku untuk mencapai tujuan atau pemenuhan kebutuhan.
Dengan demikian, jika
seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan
terdorong untuk berperilaku menguasai obyek tersebut. Sebaliknya jika
motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang
bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah kemungkinan orang tersebut
berminat untuk membeli produk/merek yang ditawarkan pemasar atau tidak.
2. Dinamika Proses Motivasi
Kebutuhan yang diaktifkan
akhirnya menjadi diekspresikan dalam perilaku dan pembelian dan konsumsi dalam
bentuk dua jenis manfaat yang diharapkan, yaitu manfaat utilitarian, dan manfaat
hedonik / pengalaman.
Manfaat utilitarian merupakan
atribut produk fungsional yang objektif. Manfaat hedoik, sebaliknya, mencakupi
respons emosional, kesenangan panca indera, mimpi, dan pertimbangan estetis
(Hirschman & Holbrook, 1982). Kriteria yang digunakan sewaktu
mempertimbangkan manfaat hedonik bersifat subjektif dan simbolik, berpusat pada
pengertian akan produk atau jasa demi pengertian itu sendiri terlepas dari
pertimbangan yang lebih objektif. Kedua manfaat menjadi diekspresikan sebagai kriteria
evaluatif yang digunakan di dalam proses pertimbangn dan penyeleksian
alternatif terbaik.
Keterlibatan (relevansi yang
disadari atau kecocokan) adalah faktor penting dalam mengerti motivasi.
Keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang disadari dalam tindakan
pembelian dan konsumsi. Bila keterlibatan tinggi, ada motivasi untuk memperolrh
dan mengolah informasi dan kemungkinan yang jauh lebih besar dari pemecahan
masalah yang diperluas.
Terdapat dua jenis
keterlibatan: (1). Langgeng (ada sepanjang waktu karena peningkatan konsep
diri), dan (2). Situasional (keterlibatan sementara yang distimulasikan oleh
resiko yang disadari, tekanan konformitas, atau pertimbangan lain).
3. Tujuan motivasi konsumen
a. meningkatkan kepuasan
b.mempertahankan loyalitas
c. efisiensi
d.efektivitas
e.menciptakan suatu hubungan
yang harmonis antara produsen atau penjual dengan pembeli atau konsumen.
4.Asas motivasi
1. Asas mengikutsertakan,
artinya mengajak bawahan atau karyawan untuk berpartisipasi dan memberikan kesempatan
bertanya dan mengajukan pendapat, dalam pengambilan suatu keputusan.
2. Asas komunikasi, yaitu
menginformasikan tujuan dan kendala-kendala dalam suatu proses dengan jelas dan
akurat.
3. Asas pengakuan, yaitu
memberikan penghargaan,pukian dan pengakuaan yang tepat kepada bawahan yang
berprestasi.
4. Asas wewenang yang
didelegasikan, yaitu memberikan kewenangan, dan kepercayaan diri pada bawahan,
bahwa dengan kemampuan dan kreatifitasnya ia mampu mengerjakan.
5. Asas adil dan layak,
artinya jenis motivasi yang diberikan harus berdasarkan atas keadilan dan
kelayakan terhadap semua karyawan.
6. Asas perhatian timbal
balik, artinya bawahan yang berhasil mengerjakna tugas dengan baik, maka
pimpinan harus bersedia memberikan alat dan jenis motivasi.
5. Kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen
Kebutuhan dipandang sebagai
penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan
itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
Proses motivasi :
·
Tujuan : Perusahaan harus bias menentukan
terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke
arah itu.
·
mengetahui kepentingan : Perusahaan harus bisa
mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan
semata
·
komunikasi efektif : Melakukan komunikasi dengan
baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka
lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
·
integrasi tujuan : Proses motivasi perlu untuk
menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan
adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen
adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus
disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
·
Fasilitas : Perusahaan memberikan fasilitas agar
konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
6. Klasifikasi motif
·
Motif Primer dan Motif Sekunder
Pengklasifikasian motif
menjadi motif primer dan motif sekunder di dasarkan pada latar belakang
perkembangan motif. Suatu motif di sebut
motif primer bila di latar belakangi oleh sebuah proses di dalam tubuh. Dengan
kata lain, motif primer itu tergantung pada keadaan organic individu. Yang
termasuk pada golongan primer adalah motif lapar, haus, seks, bernafas,
istirahat. Motif sekunder adalah semua motif yang tidak berlangsung pada
keadaan organisme individu.bayi yang baru saja dilahirkan tidak mempunyai motif
yang sekunder karena ia belum mempunyai pengalaman apapun. Makin bertambah usia
seseorang yang berarti makin bertambah pengalamnya dan makin bertambah pula
hal-hal yang ia pelajari. Berarti makin banyak ia mempunyai motif sekunder.
·
Motif intrinsik dan Motif ekstrinsik
Motif ikstrinsik yaitu
motif-motif yang dapat berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar.misalnya,
Orang yang gemar membaca tanpa ada ada yang mendorongnya, Ia akan mencari
sendiri buku-buku untuk dibacanya.
·
Motif ekstrinsik yaitu motif yang berfungsi
karena perangsang dari luar.misalnya, seseorang melakukan sesuatu karena untuk
memenangkan hadiah yang khusu ditawarkan untuk perilaku tersebut.
·
Motif
disadari dan motif tidak disadari
Motif
disadari yaitu Motif yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku secara
sadar. Sedangkan motif tidak disadari yaitu Motif yang menggerakkan individu
untuk bertingkah berlaku di luar kesadaranya.
·
Motif tunggal dan Motif Bergabung
Berdasarkan banyaknya motif
yang bekerja di belakang tingkah laku manusia,motif dapat kita bagi menjadi
motif tunggal dan motif bergabung.
·
Motif
kegiatan-kegiatan kita bisa merupaan motif tunggal ataupun motif
bergabung. Misalnya, membaca surat kabar ittu mungkin mempunya motif yang umum
seperti yang diuraikan diatas, mungkin pula bermotif lain, misalnya membaca
artikel tertentu yang berhubungan dengan tugas mata kuliah atau pekerjaan
kantor.
·
Motif Mendekat dan Motif Menjauh
Suatu motif disebut motif
mendekat bila reaksi erhadap stimulus yang datang bersifat mendekati stimulus;
sedangkan motif menjauh terjadi bila respon terhadap stimulus yang datang
bersiat menghindari atau menjauhi stimulus yang datang.
Stimulus menimbulkan respon
mendekat disebut stimulus positif, sedangkan yang menimbulkan respon menjauh
disebut respon negatif. Respon mendekat maupun menjauh ini bisa diperoleh
dengan pengalaman maupun tanpa pengalaman.dengan kata lain, yang menimbulkan
reaksi mendekat itu dapat berupa motif primer maupun motif sekunder.
·
Motif Biogenetis, Sosiogenetis, Dan teogenetis
Motif biogenetis yaitu motif yang berkembang pada
diri seseorang dan berasal dari organismenya sebagai makhluk biologis. Contoh
motif biogenetis yaitu lapar, haus, kebutuan akan kegiatan dan istirahat,
mengambil nafas, seks, buang air.
·
Motif Sosiogenetis yaitu motif-motif yang
dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada
dan berkembang
·
Motif
teogenetis yaitu Motif yang
berasal dari interaksi antara manusia dan tuhan.seperti yang nyata dalam
ibadahnya dan dalam kehidupanya sehari-hari saat ia berusaha merealisasi
norma-norma agama tertentu.
Contohnya yaitu keinginan
untuk mengabdi kepada Tuhan YME, keinginan untuk merealisasi norma-norma
agamanya menurutkitab suci dll.
7. Metode dan bentuk pemberian motivasi
A. Metode
Langsung ( Direct Motivation ) Metode atau cara yang digunakan perusahaan dalam
pemberian motivasi terdiri atas : Motivasi langsung adalah motivasi yang
diberikan secara langsung kepada setiap konsumen untuk memenuhi kebutuhan serta
kepuasannya. Hal ini sifatnya khusus, seperti bonus, tunjangan, penghargaan
terhadap pelanggan dan lain-lain.
B. Metode
tidak langsung ( indirect motivation ) Metode tidak langsung adalah motivasi
yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta
menunjang gairah konsumen untuk melakukan pembelian. Seperti pelayanan
memuaskan, kualitas barang ditingkatkan dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk
motivasi yang diberikan oileh perusahaan dapat dalam bentuk insentif positif
maupun insentif negatif :
1.Motivasi Positif
Didalam motiasi positif
produsen tidak saja
memberikan dalam bentuk sejumlah
uang tapi bisa juga memotivasi dengan memberikan diskon, hadiah, dan pelayanan
yang optimum yang ditunjukan pada diferensiasi dan positioning yang dilakukan
kepada mereka yang melakukan pembelian dan yang akan melakukan pembelian.
2.Motivasi Negatif Di dalam
motivasi negatif produsen memotivasi konsumen dengan standar pembelian maka
mereka akan mendapatkan ganjaran. Dengan motivasi negatif ini semangat konsumen
dalam jangka waktu pendek akan meningkat
untuk melaksanakan pembelian
karena mempunyai kepentingan terhadap kebutuhan tersebut.
8. Hierarki kebutuhan maslow
9. Teori-teori kebutuhan
Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari
lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat
yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk memahami, apresiasi estetik
dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang
tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga
sampai kedua telah puas, dan sebagainya. Kebutuhan dasar Maslow adalah sebagai
berikut:
Teori Kebutuhan Maslow
a.
Kebutuhan
Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis.
Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif
konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua
kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk
kepuasan.
b.
Kebutuhan
Keamanan
Ketika semua kebutuhan
fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan
keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan
mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam
struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan
tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
c.
Kebutuhan
Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk
keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk
cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang
mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan
kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
d.
Kebutuhan
Estrem
Ketika tiga kelas pertama
kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan
kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang
lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi
stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi,
orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan
frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
e.
Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas
terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri
diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk
menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang
musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.”
Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang
itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang
lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat
mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu
jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland
dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan
McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
a. kebutuhan
berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras
untuk berhasil.
b. kebutuhan
berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa
sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c. kebutuhan
berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah
dan akrab.
Teori kebutuhan ERG Theory Alderfer
Clayton Alderfer
mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan
keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan (growth).
Teori ini sedikit berbeda dengan teori Maslow. Disini Alfeder mengemukakan
bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka
manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari
waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi.
10.
Kelebihan dan kekurangan teori-teori
motivasi
A Kelebihan antara teori
hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow, teori tiga kebutuhan dari Atkinson dan
David McClelland, teoti dua factor dari Frederich Herzberg :
Teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow :
1.Teori hierarki kebutuhan
Maslow telah memperoleh pengakuan luas, terutama pada para manajer aktif.
Karena teori ini berdasarkan logika yang intuitif dan mudah dipahami.
2.Teori ini memberikan
informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak (material dan nonmaterial) dan
bobotnya bertingkat-tingkat pula.
3.Manajer mengetahui bahwa
seseorang berperilaku atau bekerja adalah untuk dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan (material dan nonmaterial) yang akan memberikan kepuasaan
baginya.
4. Kebutuhan manusia itu
berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial ekonominya. Seseorang yang
berkedudukan rendah (sosial ekonomi lemah)cenderung dimotivasi oleh material,
sedang orang yang berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh nonmaterial.
5. Manajer akan lebih mudah
memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang semangat bekerja
bawahannya.
Kelebihan teori motivasi prestasi dari Atkinson dan David McClelland:
1. Adanya riset yang ekstensif
dalam teori ini sehingga besar kemungkinana ketepatannya dalam keberhasilan
penerapan teori motivasi ini di dunia kerja.
2. Dalam teori ini diterapkan
pelatih berlaku efektif dalam mengajar individu – individu untuk berpikir dari
segi prestasi, menang dan sukses, kemudian membantu mereka untuk belajar cara
bertindak dalam cara yang berprestasi tinggi dengan lebih menyukai situasi
dimana mereka mempunyai tanggung jawab pribadi. Sehingga individu dapat
termotivator.
Kelebihan teori dua faktor yang dikemukakan Frederick Herzberg :
1.Teori Herzberg telah dibaca
secara luas dan hanya sedikit manajer yang tidak familiar dengan rekomendasi –
rekomendasinya..
2.Banyak penerapan dari teori
Herzberg yang berhasil.
3.Penelitian yang dilakukan
Herzberg banyak dikembangkan dan berhasil.
4.Dalam teori Herzberg sangat
benar – benar memperhatikan karyawan sehingga dapat diketahui dengan benar
kondisi karyawan.
B.Kelemahan dari antara teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow,
teori tiga kebutuhan dari Atkinson dan David McClelland, teori dua factor dari
Frederich Herzberg :
Kelemahan teori kebutuhan dari Abraham Maslow :
1. Secara umum, riset tidak
mensahihkn teori Maslow. Maslow tidak memberikan pembenaran (subtansiasi)
empiris, sementara beberapa studi yang berusaha mensahihkan teori itu tidak
mendukung teori itu.
2. Menurut teori ini kebutuhan
manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau hierarkis, tetapi dalam kenyataannya
manusia menginginkan tercapai sekaligus dan kebutuhan itu merupakan siklus,
seperti lapar-makan-lapar lagi-makan lagi dan seterusnya.
Kelemahan teori motivasi prestasi yang dikemukakan oleh Atkinson dan
David McClelland :
1.Motivasi hanya didorong oleh
kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, harapan keberhasilannya, dan
nilai insentif yang terlekat pada tujuan saja.
2.Terkadang pendektan antara
atasan dan bawahan tidak berjalan secara efektif.
Kelemahan dari teori dua factor oleh Frederick Herzberg :
1. Prosedur yang digunakan
Herzberg terbatasi oleh metodologinya. Bila semuanya berlangsung baik, orang
cenderung menganggap itu berkat diri mereka. Sebaliknya, mereka menyalahkan
lingkungan luar jika terjadi kegagalan.
2. Keandalan metodologi Herzberg
dipertanyakan. Karena penilai harus melakukan penafsiran, mungkin mereka dapat
mencemari penemuan dengan menafsirkanrespon tertentu dengan cara tertentu namun
di sisi lain memperlakukan respon lain dengan cara yang berbeda.
3.Tidak digunakannya ukuran
total kepuasan apapun. Dengan kata lain, seseorang dapat tidak menyukai bagian
dari pekerjaannya, masih berpikir bagwa pekerjaan itu dapat diterimanya.
4.Teori itu tidak konsisten
ddengan riset sebelumnya. Teori dua factor mengabaikan variable – variable
situasi.
5. Herzberg mengasumsikan
hubungan antara kepuasan dan produktivitas. Tetapi, metodologi riset yang dia
gunakan hanya memandang ke kepuasan, bukan produktivitas. Untuk membuat agar
riset semacam itu relevan, kita harus mengasumsikan hubungan yang kuat antara
kepuasan dan produkyivitas.
11.
Riset atau penelitian motivasi
Motivasi di balik perilaku
manusia awalnya lebih dipahami sebagai insting dan dorongan dari dalam, yang
pada dasarnya merupakan proses fisiologis yang ada sejak bayi. Keinginan ini
lebih merupakan “drive” yang terkait
dengan pemenuhan kebutuhan yang dipicu rasa lapar, haus, perlindungan dan
dorongan seksual. Motivasi ini pada dasarnya bersifat negatif dan diperlukan
agar bisa bertahan dari bahaya atau keadaan yang tak menyenangkan.
Contoh :
Merokok jadi pelarian dari
tugas berat atau tak menyenangkan, nyaris seperti anak kecil yang suka melamun
karena kebanyakan dijejali tugas-tugas PR.
Merokok juga merupakan hadiah pada diri sendiri, akan lebih menyenangkan
kalau sering dilakukan. Merokok di awal hari mengantisipasi anugerah yang bakal
datang, sementara merokok di malam hari menutup hari yang panjang. Rokok adalah
jejak waktu modern yang menandai berjalannya waktu, baik di rumah maupun di
kantor. Bisa juga untuk meredam
ketidaksabaran, merokok membuat waktu berlari lebih cepat dan itulah mengapa
orang merokok saat menunggu di stasiun, saat seorang suami menunggu istrinya
melahirkan atau seseorang membunuh waktu di balik kerangkeng di penjara. Merokok memberi kenikmatan oral
sensual. Rokok juga bisa berfungsi sosial sebagai teman, juga menjadi sarana
percakapan dengan diri sendiri. Rokok
menegaskan kepribadian sambil menunjukkan hubungan dekat dengan sesama
perokok. Kotak rokok, misalnya,
menunjukkan jarak dan individualitas. Banyak perokok suka mengamati gulungan
asap rokoknya yang kadang membentuk pola-pola di udara, membawa serta rasa
cemas dan kekecewaan mereka….
Itulah kutipan contoh hasil
penelitian motivasi konsumen di balik perilaku merokok.
12.
Keterlibatan
Konsep keterlibatan sangat
berarti untuk mengerti dan menjelaskan perilaku konsumen. Walaupun istilah ini
sudah didefinisikan dengan banyak cara. Konseptualisasi berikut ini diajukan
oleh Antil sesudah pertimbangan cermat dari sudut pandang berbeda. Keterlibatan
adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan minat yang dibangkitkan
oleh stimulus didalam situasi spesifik. Hingga jngkauan kehadirannya, konsumen
bertindak dengan sengaja untuk meminimumkan risiko dan memaksimumkan manfaat
yang diperoleh dari pembelian dan pemakaian.
Dengan demikian keterlibatan
merupakan refleksi dari motivasi yang kuat di dalam bentuk relevansi pribadi
yang sangat dirasakan dari suatu produk atau jasa di dalam konteks tertentu.
Bergantung kepada hubungan yang dirasakan antara pengaruh yang memotivasikan
individu dan manfaat yang ditawarkan oleh objeknya, ini jadi diaktifkan sebgai
keterlibatan yang dirasakan ketika karekteristik pribadi intrinsic ( kebutuhan
, nilai, konsep diri ). Dihadapkan dengan stimulus pemasaran yang sesuai di
dalam situasi yang diberikan.
13.
Fokus Keterlibatan
Beberapa konsumen terlniat dengan kegiatan
yang berkaitan dengan pemasaran seperti mengumpulkan kupon diskon, belanja
pakaian, mencari harga terendah, atau tawar menawar dengan penjual. Adalah
penting bahwa pemasar dengan jelas mengidentifikasikan focus keterlibatan
konsumen. Pemasar perlu mengetahui dengan cepat apa yang disebut sebagai
relevan secara pribadi oleh konsumen : produk / merek, objek, perilaku,
kejadian, situasi, lingkungan, atau beberapa bahkan semua hal diatas. Karena
sebagian besar pemasar tertarik dengan keterlibatan konsumen dengan produk dan
merek.
14.
Dasar arti akhir
bagi keterlibatan
Rantai arti-akhir dapat menolong pemasar
memahami keterlibatan produk konsumen karena dapat memperlihatkan bagaimana
pengetahuan tentang ciri produk dihubungkan dengan pengetahuan tentang diri
(Peter & Olson, 1996):
15.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi keterlibatan
• Relevansi – Pribadi Intrinsik Mengacu
pada pengetahuan arti akhir konsumen yang disimpan dalam ingatan. Konsumen
mendapatkan pengetahuan arti-akhir ini melalui pengalaman masa lalu mereka
terhadap suatu produk. Pada saat menggunakan suatu produk, konsumen belajar
bahwa cirri produk tertentu memilikii konsekuensi yang dapat membantu mencapai
tujuan dan nilai yang penting.
• Relevansi Pribadi Situasional Ditentukan
oleh aspek lingkungan fisik dan social yang ada disekitar kita yang dengan
segera mengaktifkan konsekuensi dan nilai penting, sehingga membuat produk dan
merek yang terlihat secara pribadi dan relevan.
16.
Faktor anteseden
dari keterlibatan
Beberapa Anteseden dari Keterlibatan
•Faktor-faktor pribadiFaktor pribadi paling
kuat bila produk atau jasa dipandangsebagai citra diri yang dapat
mempertinggi.Contoh : Richins dan bloch memperlihatkan bahwabeberapa konsumen
adalah penggemar mobil, yangmengikut perlombaan dan reli serta
berlanggananmajalah mobil. Yang lain menggunakan mobil merekaterus menerus,
tetapi memperlihatkan keterlibatantang rendah melalui ketidakpedulian akan
mobil padaumumnya.
•Faktor produkProduk sebenarnya tidak
menimbulkanketerlibatan dalam dan dari diri sendiri, tetapicara konsumen
merespons terhadap produkitulah yang akan menetukan tingkat keterlibatanmereka.
Secara umum keterlibatan lebih besaruntuk produk yang memenuhi kebutuhan
dannilai yang penting . Keterlibatan dapat meningkatkarena alternatif pilihan
dipandang secara lebihkhusus di dalam penyajian mereka.
•Faktor situasiKeterlibatan situasi
bersidat operasional atasdasar temporer dan dapat memudar segerasesudah hasil
pembelian dipecahkan.
Contohnya seperti busana yang sedang
trendydi mana keterlibatan tinggi pada awalnya,tetapi akan berkurang sesudah
barangtersebut dikenakan terus menerus dan modemulai berubah.
17.
Bentuk keterlibatan
dan hasil
Konsumen juga dapat terlibat dengan
produkatau merek. Mereka lebih melihat perbedaandalam sifat dari berbagai
produk atau merek,dan hasil yang terlihat adalah loyalitas yanglebih besar
ketika preferensi didasarkan atasketerlibatan yang dirasakan tinggi.
18.
Mengukur keterlibatan
1.Pentingnya konsekuensi negative adalah
butir skala mengevaluasi baik kepentingan produk maupun risiko konsekuensi
negative yang disadari.
2.Probabilitas subjektif dari kesalahan
pembelian adalah risiko membuat pilihan yang buruk.
3.Nilai kesenangan adalah nilai hedonic
dari pembelian dam pemakaian.
4.Nilai tanda adalah jangkauan dimana
pembelian dan pemakaian membuat pernyataan psiko atau sosial mengenai orang
bersangkutan.
19.
Pertanyaan kajian
dan diskusi
a.
Apa yang dimaksud dengan perilaku konsumen
(Consumer Behaviour)?
b.
Siapa yang tertarik pada perilaku konsumen?
c.
Apa hubungan antara perilaku konsumen dengan
strategi pemasaran?
d.
Jelaskan ruang lingkup dari perilaka konsumen!
e.
Jelaskan pentingnya analisis perilaku konsumen
bagi kegiatan pemasaran!
f.
Jelaskan faktor-faktor yang mempenRaruhi
perilaku konsumen!
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar