PERILAKU KONSUMEN PERTEMUAN 7
PEMBELAJARAN KONSUMEN
Pengertian
pembelajaran konsumen
Pembelajaran konsumen adalah suatu
perubahan dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman masa
lalunya.. Konsumen akan menyesuaikan perilakunya dengan pengalamannya di masa
lalu.
Ada beberapa elemen dasar dalam
pembelajaran :
§ Motivasi
§ Isyarat (tanda-tanda)
§ Respon
§ Penguatan
(Reinforcement)
Teori pembelajaran
Terdapat dua aliran pemikiran atas proses pembelajaran konsumen . pertama,
aliran behaviorist yang memandang perubahan respon konsumen merupakan hasil
dari pemaparan rangsangan (stimuli exposure). Dua tipe yang termasuk di
dalamnya adalah classical conditioning dan instrumental conditioning.
Kedua, aliran kognitif, yang memandang pembelajaran sebagai penyelesaian
masalah. Fokus perhatiannya adalah perubahan dalam psikological set konsumen
(persepsi, sikap, gaya hidup, dan lain-lain) sebagai hasil dari pembelajaran.
Relevansi
pengaruh perilaku dan cognitive learning pada pemasaran
Pada
perspektif kognitif, konsumen berperilaku untuk menyelesaikan berbagai
masalahnya. Timbulmnya kebutuhan dan keinginan, dipandang sebagai masalah yang
harus diselesaikan. Perilaku yang ditampilkan merupakan proses penyelesaian
masalah.
Cognitive learning menekankan pada proses berpikir dalam pembelajaran konsumen, sementara itu classical conditioning menekankan pada hasil yang didasarkan pada asosiasi stimulus.
Relevansi Pengaruh Perilaku dan Cognitive Learning pada Pemasaran
Pendekatan perilaku mungkin akan sangat cocok untuk kondisi yang aktivitas kognitifnya (pengenalan masalah, pencarian informasi yang ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluais keputusan pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa membuang-buang waktu untuk mencari infomasi yang berhubungan dengan pembelian pasta gigi, sabun mandi, dan lain-lain.
Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.
Cognitive learning menekankan pada proses berpikir dalam pembelajaran konsumen, sementara itu classical conditioning menekankan pada hasil yang didasarkan pada asosiasi stimulus.
Relevansi Pengaruh Perilaku dan Cognitive Learning pada Pemasaran
Pendekatan perilaku mungkin akan sangat cocok untuk kondisi yang aktivitas kognitifnya (pengenalan masalah, pencarian informasi yang ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluais keputusan pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa membuang-buang waktu untuk mencari infomasi yang berhubungan dengan pembelian pasta gigi, sabun mandi, dan lain-lain.
Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.
Loyalitas konsumen
Menurut Tjiptono (2000 : 110) loyalitas
konsumen adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau
pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang.
Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa kesetiaan terhadap merek diperoleh
karena adanya kombinasi dari kepuasan dan keluhan. Sedangkan kepuasan pelanggan
tersebut hadir dari seberapa besar kinerja perusahaan untuk menimbulkan
kepuasan tersebut dengan meminimalkan keluhan sehingga diperoleh pembelian
jangka panjang yang dilakukan oleh konsumen.
Loyalitas
pelanggan sangat penting artinya bagi perusahaan yang menjaga kelangsungan
usahanya maupun kelangsungan kegiatan usahanya. Pelanggan yang setia adalah
mereka yang sangat puas dengan produk dan pelayanan tertentu, sehingga
mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal.
Selanjutnya pada tahap berikutnya pelanggan yang loyaltersebut akan memperluas “kesetiaan” mereka pada
produk-produk lain buatan produsen yang sama. Dan pada akhirnya mereka adalah
konsumen yang setia pada produsen atau perusahaan tertentu untuk selamanya.
Philip Kotler (2001) menyatakan bahwa loyalitas tinggi adalah pelanggan yang
melakukan pembelian dengan prosentasi makin meningkat pada perusahaan tertentu
daripada perusahaan lain.
Dalam upaya untuk mempertahankan pelanggan harus
mendapatkan prioritas yang lebih besar dibandingkan untuk mendapatkan pelanggan
baru. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan berdasarkan kepuasan murni dan
terus-menerus merupakan salah satu aset terbesar yang mungkin didapat oleh
perusahaan.
Pembelajaran vicarious
Pembelajaran Vicarious (Pencontohan) menyangkut
pembelajaran melalui observasi, yang memadukan aspek – aspek dari teori
pembelajaran kognitif dan perilaku. Pembelajaran Vicarious merujuk pada suatu
proses yang berusaha mengubah perilaku dengan meminta individu mengamati
tindakan orang lain
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar