Rabu, 15 Oktober 2014

ETIKA BISNIS

KELAS        : 4EA17
NAMA         : DEWI KURNIAWATY
NPM            : 11211957
TUGAS KE 1

JURNAL
PENTINGNYA ETIKA BISNIS BAGI PERUSAHAAN 




ABSTRAK

Dewi Kurniawaty, 11211957
PENTINGNYA ETIKA BISNIS BAGI PERUSAHAAN
Jurnal, Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2014
Kata kunci : Etika Bisnis dan Manfaatnya bagi Perusahaan

Etika bisnis adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis. Masalah etika dan ketaatan pada hukum yang berlaku merupakan dasar yang kokoh yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis dan akan menentukan tindakan apa dan perilaku bagaimana yang akan dilakukan dalam bisnisnya. Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri juga masyarakat sesuai dengan hukum yang berlaku. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya etika dalam menjalankan suatu bisnis. Penulisan ini menngunakan metode pengumpulan data yaitu studi kepustakaan.
Berdasarkan hasil penulisan maka didapatkan hasil bahwa masih banyak perusahaan maupun produsen yang belum menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis dengan benar. Dimana perusahaan atau produsen hanya berorientasi pada keuntungan maksimal yang harus dicapai tanpa mengedepankan penerapan prinsip-prinsip etika bisnis.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis yang begitu cepat dan dinamis pada saat ini, tentunya harus diimbangi dengan aturan-aturan atau norma-norma yang dapat mengatur bisnis itu sendiri. Etika dan integritas merupakan suatu keinginan murni dalam membantu orang lain.
Etika bisnis adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain, yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap yang kurang etis, mampu mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah.

1.2 Rumusan masalah
1. Mengapa etika sangat penting dalam menjalankan sebuah bisnis perusahaan
2. Penyebab adanya pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh perusahaan atau
produsen
3. Bagaimana cara menghindari pelanggaran etika bisnis

1.3 Batasan Masalah
Dalam penyusunan penulisan ini, penulis membatasi menjadi beberapa sub pokok bahasan meliputi :
    1.    Pengertian etika dan etika bisnis
    2.    Perkembangan etika bisnis
    3.    Manfaat etika bisnis bagi perusahaan
    4.    Prinsip-prinsip etika bisnis

1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis dalam membuat jurnal atau tulisan mengenai Etika Bisnis. Maksud dari penulisan ini adalah :
     1.      Untuk mengetahui mengapa etika sangat penting dalam menjalankan bisnis perusahaan
     2.      Untuk mengetahui contoh pelanggaran dalam etika bisnis
     3.      Untuk mengetahui upaya menghindari pelanggaran etika bisnis





BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Etika
Menurut Encyclopedia Americana (1995, vol.10:610) kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethikos yang berarti moral dan ethos yang berarti karakter, kata tersebut memiliki makna pada nilai-nilai atau aturan perilaku kelompok atau individu. Sedangkan ajaran Hindu Trikarya Pancasuda yaitu manacika parisudha berarti berpikir dan berkehendak yang baik dan benar, wacika parisudha berarti berkata yang baik dan benar, dan kayika parisudha yang berarti berbuat baik dan benar.
Menurut Magnis Suseno (1987) etika adalah sebuah ilmu dan bukan ajaran, yang menurutnya adalah etika dalam pengertian kedua. Sebagai ilmu yang terutama menitikberatkan refleksi kritis dan rasional, etika dalam kedua ini mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu harus dilaksanakan dalam situasi konkret tertentu yang dihadapi seseorang.
Ethos, yang merupakan asal usul kata etika, bermakna semangat khas yang dimiliki oleh kelompok tertentu. Menurut Bertens (1997:224), ethos menunjukkan ciri-ciri, pandangan, dan nilai yang menandai kelompok tertentu atau yang menurut Concise Oxford Dictionary: “characteristic spirit of community, people or system”.
Dari definisi yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan suatu pedoman yang mengatur dan menilai perilaku manusia baik yang harus ditinggalkan maupun perilaku yang harus dilakukan.

2.2 Definisi Bisnis
Menurut kaum klasik khususnya Adam Smith & Milton Friedman dalam Ketut Rindjin (2004:60) mendefinisikan bahwa bisnis merupakan bagian dari sistem pasar yang bersifat otonom dan terpisah dari lingkungan sosial budaya kehidupan masyarakat. Bisnis adalah kegiatan yang menyangkut produksi, penjualan, dan pembelian barang serta jasa untuk memperoleh keuntungan.

2.3 Definisi Etika Bisnis
Menurut J.W. Weiss (1994:6) dalam Ketut Rindjin (2004:71) etika bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks.
Menurut Laura Nash (1990) dalam Ketut Rindjin (2004:72) etika bisnis sebagai studi mengenai bagaimana norma moral personal diaplikasikan dalam  aktifitas dan tujuan perusahaan. Etika bisnis menyangkut tiga bidang dasar pembuatan keputusan manajerial, yaitu (1) pilihan-pilihan tentang bagaimana seharusnya aturan hukum itu dan apakah akan mengikuti aturan hukum itu ;  (2) pilihan-pilihan tentang masalah ekonomi dan sosial di luar ranah hukum ; (3) pilihan-pilihan tentang prioritas kepentingan orang tertentu diatas kepentingan perusahaan.
Menurut Agus Arijanto (2011) etika bisnis adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis. Masalah etika dan ketaatan pada hukum yang berlaku merupakan dasar yang kokoh yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis dan akan menentukan tindakan apa dan perilaku bagaimana yang akan dilakukan dalam bisnisnya.





BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Objek penulisan ini adalah pedagang beras dipasar tradisional

3.2 Data yang digunakan
Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh penulis secara tidak langsung (melalui media perantara).

3.3 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan yaitu mengadakan penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan serta menggunakan metode searching di internet, yaitu dengan membaca referensi-referensi berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam tugas ini.










BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat (Keraf, 1993:66). Hal ini tidak mengherankan karena kebanyakan telaah dan buku mengenai bisnis dan manajemen berasal dari negara itu.
Gerakan etika di Amerika Serikat kemudian menyebar ke Eropa dengan didirikannya European Ethis Network pada bulan September 1996 (Bertens, Kompas, 28 Oktober 1997).

4.2 Kegiatan Etika Bisnis
Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku manusia yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen. Oleh karena itu etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika di bidang hubungan ekonomi antarmanusia. Secara lebih terperinci, Richard T.de George menyebutkan bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan sebagai berikut (Keraf, 1993:67-68) :
1.    Penerapan prinsip-prinsip etika umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan penerapan prinsip-prinsip etika umum itu pada akhirnya kita akan menemukan prinsip-prinsip etika khusus untuk dunia bisnis.
2.    Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada dunia bisnis, tetapi juga metaetika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada organisasi atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak.
3.    Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan-pandangan mengenai bisnis. Dalam hal ini etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak milik, dan persaingan.
4.    Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain-lain.

4.3    Manfaat Etika Bisnis Bagi Perusahaan
1.      Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Dengan adanya etika bisnis, secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mengambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul.
2.      Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup).
3.      Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
4.      Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self regulation).
5.      Bagi perusahaan yang telah go publik dapat memperoleh manfaat berupa meningkatnya kepercayaan para investor. Selain itu karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.
6.      Dapat meningkatkan daya saing (competitive advantage) perusahaan
7.      Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka panjang dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company).

4.4 Prinsip-prinsip Etika Bisnis
            Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam lingkungan tersebut.
Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut :
1.      Prinsip otonomi ; yaitu sikap kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan
2.      Prinsip kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
3.      Prinsip keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggungjawabkan.
4.      Prinsip saling menguntungkan (Mutual benefit principle) ; menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
5.      Prinsip integritas moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.

4.5    Pelanggaran dalam Etika Bisnis
            Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya banyak perusahaan yang menghalalkan segala cara. Praktek curang ini bukan saja merugikan masyarakat, tapi perusahaan itu sendiri sebenarnya.terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral.

Contoh bentuk pelanggaran etika bisnis ;
            Tim peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) beberapa waktu lalu menemukan banyaknya beras pandan wangi tidak asli alias oplosan dijual di pasaran. Beras tersebut hanya mendompleng dengan menempelkan label pandan wangi pada kemasan beras, tanpa diikuti dengan kualitas beras unggul yang dimasukan dalam kemasan. Temuan tentang beredarnya beras berlabel pandan wangi yang sudah dioplos ini terjadi tanpa sengaja. Mulanya tim peneliti dari IPB mendapat tugas untuk meneliti 10 komoditi pertanian termasuk beras untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.
            Penelitian dilakukan sejak November 2006 dan sampelnya diambil dari sejumlah pasar di Cianjur dan Karawang. Ternyata setelah diteliti dari sampel yang ada hampir seluruh beras berlabel pandan wangi sudah tidak lagi asli alias dioplos. Hasil oplosan itu beragam mulai dari 50 persen, 40 persen hingga dioplos 100 persen alias palsu seluruhnya.
            Selain merugikan konsumen, aksi ini tentu saja merupakan tindak penipuan. Sedangkan tim sudah melaporkan hasil temuan itu kepada Departemen Pertanian serta Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN). Namun hingga kini belum ada tindakan kongkrit dari pemerintah terkait kasus pemalsuan beras berlabel.

4.6 Faktor penyebab perusahaan atau produsen melakukan pelanggaran :
a.       Mengejar keuntungan dan kepentingan pribadi (Personal Gain and Selfish Interest)
Perusahaan kadang-kadang mempekerjakan karyawan yang memiliki nilai-nilai pribadi tidak layak.Para pekerja ini akan menempatkan kepentingannya untuk memperoleh kekayaan melebihi kepentingan lainnya meski pun dalam melakukan akumulasi kekayaan tersebut dia merugikan pekerja lainnya, perusahaan, dan masyarakat.
b.      Tekanan Persaingan terhadap Laba Perusahaan (Competitive Pressure on profits)
Ketika perusahaan berada dalam situasi persaingan yang sangat keras, perusahaan sering kali terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang tidak etis untuk melindungi tingkat proftabilitas mereka.
c.       Pertentangan antara Nilai-Nilai Perusahaan dengan Perorangan (Business Goals versus Personal Values)
Masalah etika dapat pula muncul pada saat perusahaan hendak mencapai tujuan-tujuan tertentu atau menggunakan metode-metode baru yang tidak dapat diterima oleh para pekerjanya.
d.      Lemahnya kedudukan lembaga yang melindungi konsumen
Lembaga perlindungan konsumen kurang mengawasi para pengusaha atau produsen sehingga pelanggaran sangat mungkin terus terjadi.
e.       Rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan serta informasi masyarakat mengenai bahan dan material berbahaya.
Masyarakat awam dengan tingkat pendidikan yang rendah sangat mudah dipengaruhi sehingga tidak sadar telah menjadi korban dari pelanggaran etika yang dilakukan perusahaan atau produsen.
f.       Kurangnya pemahaman tentang prinsip etika bisnis
Dengan bertujuan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya perusahaan atau produsen terkadang tidak memahami betul prinsip etika bisnis yang harus diterapkan dengan benar sehingga pelanggaran dapat terjadi.

4.7 Upaya yang diharapkan untuk menghindari pelanggaran kode etik terhadap konsumen adalah :
1.      Lembaga perlindungan konsumen ada baiknya selalu mengawasi perusahaan atau produsen mengenai produknya.
2.      Pemerintah bersama lembaga perlindungan konsumen harus berperan aktif mensosialisasikan informasi tentang hak-hak konsumen kepada masyarakat awam.
3.      Perusahaan atau produsen hendaknya benar-benar memahami betul prinsip etika dalam berbisnis agar tidak merugikan konsumen.
4.      Masyarakat diharapkan turut serta dalam pengawasan produk yang beredar dipasaran.
5.      Pemerintah diharapkan bertindak tegas terhadap pelaku bisnis yang melanggar etika dalam berbisnis.




BAB V
PENUTUP

5.1     Kesimpulan
Kedudukan konsumen pada dasarnya adalah lebih lemah dibandingkan pelaku bisnis (produsen atau pedagang) karena konsumen tidak mengetahui secara pasti karakteristik dan kualitas barang yang dibelinya atau jasa yang digunakannya. Kelemahan ini sering digunakan oleh pelaku bisnis yang tidak bertanggung jawab untuk menjual barang tidak layak konsumsi secara tersembunyi, atau menggunakan timbangan palsu. Konsumen adalah pihak yang dirugikan oleh pelaku bisnis. Oleh karena itu berlakulah maksim : Konsumen, berhati-hatilah.
Rendahnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat mengakibatkan sangat mudahnya masyarakat dipengaruhi oleh orang yang hendak mencari keuntungan dengan segala cara. Pemerintah dan pihak terkait wajib melindungi hak-hak konsumen.

5.2     Saran
1.      Bagi pihak pemerintah dan lembaga terkait dapat lebih mensosialisasikan hak-hak konsumen kepada masyarakat serta menindak tegas para pelaku pelanggaran etika dalam berbisnis.
2.      Bagi perusahaan harus memahami betul dan dapat menerapkan etika bisnis dengan benar sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dalam hal ini konsumen
3.      Bagi masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih produk yang akan dikonsumsi. Ada baiknya mencari informasi sebanyak mungkin agar tidak menderita kerugian.


DAFTAR PUSTAKA

Rindjin, Ketut. 2004. Etika Bisnis dan Implementasinya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Arijanto, Agus. 2011. Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis : Cara Cerdas dalam Memahami Konsep dan Faktor-faktor Etika Bisnis dengan Beberapa Contoh Praktis. Jakarta : Grafindo.
Wilardjo, Setia Budhi.2011. Jurnal : Menjalankan Bisnis Secara Etis dan Bertanggung Jawab. Dalam http://jurnal.unimus.ac
Gustina.2008. Jurnal : Etika Bisnis suatu Kajian Nilai dan Moral dalam Bisnis.
Rahmah, Laila Zahirah. 2013. Etika dalam Bisnis. Dalam http://lailasoftskill.blogspot.com/2013/10/2-etika-dalam-bisnis.html








Tidak ada komentar:

Posting Komentar